Realta Fantasia
Welcome.

Realta Fantasia menerima semua orang yang ingin bergabung di dalamnya, silahkan Log In jika sudah menjadi member dan Register jika minat bergabung dengan kami.

Ingat Forum ini bertemakan RPG Fantasy berbasis text, jadi jangan kaget jika menemukan hal-hal diluar logika ataupun akal sehat.

Semua yang ada disini hanya kesenangan semata.Mari jadikan Keajaiban sebagai Kenyataan disini.
Realta Fantasia
Welcome.

Realta Fantasia menerima semua orang yang ingin bergabung di dalamnya, silahkan Log In jika sudah menjadi member dan Register jika minat bergabung dengan kami.

Ingat Forum ini bertemakan RPG Fantasy berbasis text, jadi jangan kaget jika menemukan hal-hal diluar logika ataupun akal sehat.

Semua yang ada disini hanya kesenangan semata.Mari jadikan Keajaiban sebagai Kenyataan disini.
Realta Fantasia
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.




 
HomeHome  SearchSearch  Latest imagesLatest images  Word CounterWord Counter  RegisterRegister  Log inLog in  

 

 [Finished][Limited] Welcoming

Go down 
2 posters
Go to page : 1, 2  Next
AuthorMessage
Verdante Skeltra

Verdante Skeltra


Posts : 46
Age : 32

Public Card
Status Kependudukan: Penduduk
Alice:
Sifat:

[Finished][Limited] Welcoming Empty
PostSubject: [Finished][Limited] Welcoming   [Finished][Limited] Welcoming EmptySat Sep 04, 2010 3:28 pm

1 September 2010, Real Gate

Note : Limited, 3 orang selain gw Smile




Hujan masih turun dengan derasnya ketika anak itu berjalan melewati gerbang. Ia hanya menatap dengan tatapan sedih, membiarkan hujan itu turun membasahi rambut peraknya. Tetapi ia tetap berusaha untuk tersenyum dan hanya berjalan perlahan lebih kedepan. Ketika itu, ia baru sadar kalau peliharaannya tidak ada ditangannya. Ia langsung menoleh dan menundukkan badannya.

"Sparo, kenapa kau hanya diam? Ayo kita harus mengurusi penginapan."

Nyraaaa~~~

Dibelakangnya seekor anak harimau berlari kearahnya dan langsung menubruk laki-laki itu hingga hampir terjatuh. Ia langsung menangkap anak harimau itu dan sedikit mengaduh karena menahannya.

"Kau ini..." Ia mengacak-acak kepalanya sendiri dan membiarkan Sparo, anak harimau itu untuk bergerak kesekitar leher dan bahunya. Ia tahu kalau Sparo tidak tenang kalau berada di tempat asing untuk pertama kalinya. "Tenang saja... kau akan terbiasa nanti."

Tetapi, anak harimau itu tetap tidak tenang dan malah memberontak ditangan laki-laki itu. "H-Hei, jangan bergerak-gerak seperti itu..." Karena Sparo tidak berhenti untuk bergerak didekapannya, anak itu malah terpeleset dan terjatuh dijalanan dekat gerbang itu.

"A-aduh, sudah aku bilang..."
Back to top Go down
Riere Wisseren

Riere Wisseren


Posts : 326
Age : 26

Public Card
Status Kependudukan: Pelajar SMP
Alice:
Sifat:

[Finished][Limited] Welcoming Empty
PostSubject: Re: [Finished][Limited] Welcoming   [Finished][Limited] Welcoming EmptySat Sep 04, 2010 3:49 pm

Benar saja, saat liburan sekolah seperti ini, pikirannya akan ke mana-mana. Terutama jika ia sedang menemukan topik untuk dipikirkan. Topik untuk minggu ini? Keadaan sahabat dan desanya. Kebiasaan buruk berpikirnya pun muncul lagi. Pikirannya akan menjadi kosong, kakinya berjalan ke manapun, dan ia tidak peduli dengan keadaan sekitar. Ditambah lagi matanya hanya akan menggadah ke atas, menatap birunya langit. Well, tidak untuk hari ini, ia memang berjalan tanpa arah dengan pikiran kosong, tapi langit tak lagi biru. Melainkan abu-abu kehitaman, disertai tetesan-tetesan air yang jatuh dan membasahi tanah. Mengingat ia tak lagi peduli, berjalanlah ia di tengah hujan itu.

Sekujur tubuhnya kini basah, pakaian yang ia kenakan pun menempel ke badannya sendiri. Pastilah setelah ini ia akan masuk angin atau demam. Namun apa pedulinya?

Barulah setelah beberapa langkah becek, telinganya akhirnya menangkap suara.

"H-Hei, jangan bergerak-gerak seperti itu..."

Kepalanya pun di tundukkan dan ia mulai melihat sekeliling. Mengetahui bahwa ia sudah tak berada di tempat asal ia berdiri lagi. Ah, tapi ia sudah biasa dengan keadaan itu. Setelah beberapa lama, barulah ia sendiri sadar bahwa ini hujan, dan ia kebasahan. Mendesah pelan, ia pun mulai berjalan lagi. Jika sudah basah, yah bikin basah saja sekalian. Tujuannya? Orang yang terjatuh dengan binatang peliharaannya.

Ia pun berjalan dengan pelan menuju orang yang tampaknya adalah seorang lelaki. Barulah setelah ia menyadari tempatnya berada, yaitu Real Gate, ia membuka mulut.

"Hei, kau orang baru?"

Back to top Go down
Verdante Skeltra

Verdante Skeltra


Posts : 46
Age : 32

Public Card
Status Kependudukan: Penduduk
Alice:
Sifat:

[Finished][Limited] Welcoming Empty
PostSubject: Re: [Finished][Limited] Welcoming   [Finished][Limited] Welcoming EmptySat Sep 04, 2010 4:55 pm

Laki-laki berambut perak itu hanya diam dan bangkit dari tempatnya. Tentu saja sekarang ini pakaiannya tidak hanya basah, tetapi kotor oleh lumpur. Ia melihat kearah anak harimau yang sekarang hanya mengibas-ngibaskan bulunya yang kotor juga terkena lumpur itu.

"Kau ini... Tidak pernah bisa manis sedikit ya..." Laki-laki itu hanya menghela nafas panjang dan menggendong anak harimau itu. Ia mencoba untuk menenangkannya dengan mengelus bagian perutnya seperti biasa. "Baiklah, anak manis... Kau harus diam atau kita tidak akan bisa keluar dari hujan ini."

Quote :
"Hei, kau orang baru?"

Mendengar suara yang tidak ia kenal, laki-laki itu menoleh dan mendapati seorang anak laki-laki yang usianya kira-kira dibawahnya, mungkin anak SMP. Ia melihat anak itu dan heran. Ya, heran... Kenapa ada orang yang berada ditengah hujan yang lumayan lama ini tanpa menggunakan payung? Atau minimal dia bisa berteduh ditempat yang kering bukan?

Yah, tetapi ia tidak bisa terlalu heran dengan orang seperti itu, karena pada kenyataannya sekarang keadaannya sama dengan orang itu. Atau lebih parah dengan sekujur tubuhnya yang penuh dengan lumpur dan juga kotor.

"Ya, aku baru saja tiba..." Jawabnya sambil hanya tersenyum tipis.

Nyraaaa~~

Sparo yang sempat diam tiba-tiba memberontak lagi. Ia benar-benar tidak bisa diam kalau ada orang asing didepannya. Biasanya dia tidak akan langsung menyalak seperti itu, tetapi mungkin ini juga karena cuaca hujan yang tidak disukainya. Sama seperti laki-laki itu...

"Sparo, jangan menyelak seperti itu..." Ia mencoba untuk menghentikan peliharaannya yang mungkin saja bisa memenjarakannya dihari pertama ia ada dikota ini karena penyerangan seorang anak dengan menggunakan anak harimau liar.
Back to top Go down
Riere Wisseren

Riere Wisseren


Posts : 326
Age : 26

Public Card
Status Kependudukan: Pelajar SMP
Alice:
Sifat:

[Finished][Limited] Welcoming Empty
PostSubject: Re: [Finished][Limited] Welcoming   [Finished][Limited] Welcoming EmptySat Sep 04, 2010 5:12 pm

"Ya, aku baru saja tiba..."

He, orang baru tampaknya. Bisa memakai alice juga, mengingat orang itu melewati real gate. Diperhatikannya bahwa orang itu berkondisi yang sama, bahkan lebih parah daripada dirinya. Penuh lumpur di hari pertama, ia yakin, bukanlah hal yang indah. Ditambah lagi dengan bawaan yang berat, sekali lagi, itu adalah yang buruk.

Rier pun hanya diam sambil menganggukan kepalanya pada kalimat itu. Tiba-tiba saja harimau kecil yang tampaknya merupakan peliharaan si orang baru, menyalak padanya. Jujur saja, ia setengah berpikir bahwa binatang itu lucu, tapi setengah sebal. Memang ia terlihat begitu jahatkah sehingga harimau itu menyalak? Pikiran kedua menang, dan ia pun men-death glare binatang lucu itu.

Dilihatnya bahwa binatang itu mulai meronta, tampaknya berniat menggigit dirinya? Demi berjaga-jaga pun, ia mengambil pisau dan mengiris lengan tangan kirinya, sehingga kini tangannya dilumuri darah. Di aktifkannya alicenya. Meski darahnya kini terbasuh oleh air hujan, tapi tangannya sudah sempat dilumuri darah, maka tak apa...

"Apa yang kau cari?"

Suaranya berbeda, terdengar lebih jernih. Akibat alicenya tampaknya. Badannya tetap terlihat, namun menjadi buram, dan pakaiannya pun jatuh ke tanah.
Back to top Go down
Verdante Skeltra

Verdante Skeltra


Posts : 46
Age : 32

Public Card
Status Kependudukan: Penduduk
Alice:
Sifat:

[Finished][Limited] Welcoming Empty
PostSubject: Re: [Finished][Limited] Welcoming   [Finished][Limited] Welcoming EmptySat Sep 04, 2010 7:10 pm

Ia berusaha untuk menenangkan Sparo, minimal menahannya agar tidak menggigit orang itu. Bisa bahaya kalau sampai orang itu marah dan itu artinya, menciptakan seorang musuh dihari pertama berada dikota ini.

"Maaf ya, hewan ini memang begitu kalau melihat orang asing..." Ia hanya menundukkan kepalanya, dan mencoba untuk meminta maaf tentu saja sambil tetap menjaga Sparo yang masih memberontak.

Quote :
"Apa yang kau cari?"

"Eh...?" Sepertinya nada bicara anak itu sedikit berbeda dari sebelumnya. Ia mencoba untuk mengangkat kepalanya dan melihat tangan kanan anak itu yang kini berwarna merah karena berlumuran darah. "H-hei tanganmu berdarah, kau tidak apa-apa?!" Ia akan memegangnya ketika ia menyadari kalau tubuh anak itu menjadi buram.

"...Kh..." Ia merasa matanya menjadi panas, sama seperti pada saat kekuatan itu muncul. Ia hanya bisa menutup matanya dan melihat bayangan yang terjadi. Ia menyadari, kekuatan anak yang ada didepannya itu. Dan keyakinannya bertambah ketika melihat pakaian anak itu terjatuh begitu saja.

"Kau... Juga mempunyai kekuatan...?" Laki-laki itu masih memegangi matanya, tetapi mata kanannya yang terbuka memperlihatkan perubahan warna dari hijau menjadi merah darah.

OOT : ga bakal God Modding, tapi kalau dia bilang "sesuai sama bayangan yang dia lihat tadi" gpp kan? =)) #ditendang
Back to top Go down
Riere Wisseren

Riere Wisseren


Posts : 326
Age : 26

Public Card
Status Kependudukan: Pelajar SMP
Alice:
Sifat:

[Finished][Limited] Welcoming Empty
PostSubject: Re: [Finished][Limited] Welcoming   [Finished][Limited] Welcoming EmptySat Sep 04, 2010 8:01 pm

OOT : kekuatan kayak anda itu adalah exception untuk beberapa rules =)) salah satunya god moding

_____________________________________

Rier hanya tersenyum sekilas memandangi anak harimau itu. Ia tahu rasanya bagaimana bertemu orang baru. Cenderung melindungi diri. Sama seperti dengannya. Tentu saja, meski ia men-death glare binatang itu tadi, ia tetap memaklumi, sebagaimana ada kemiripan. Bukannya ia dapat di samakan dengan binatang, tapi sebatas insting mereka berdua saja.

"Maaf ya, hewan ini memang begitu kalau melihat orang asing..."

Orang itu menundukkan kepala? Meminta maaf tampaknya. Well, sebenarnya tak ada yang dapat dimaafkan. Toh, tak ada yang salah. Insting melindungi itu memang seperti itu. Terlihat ganas dan kejam, tapi sebenarnya tak bersalah.

"Eh...?"

"H-hei tanganmu berdarah, kau tidak apa-apa?!"


Kekhawatiran yang tak berarti. Hal ini biasa baginya, toh setiap luka itu dapat disembuhkan. Ia tentu saja pernah terluka lebih parah daripada ini. Jauh lebih parah... Bukan di tubuh mungkin, tapi di hatinya sendiri. Tercoreng secara permanen, membiarkan luka terus menganga, bahkan hingga ia berdiri hari ini, luka itu tak kunjung sembuh. Maka itu, ia hanya menggeleng tanda tak apa. Ya, luka sekecil itu, tak masalah. Inilah bayaran menjadi seorang pembunuh bukan? Darah.

TIba-tiba saja laki-laki itu terjatuh sambil memegangi mata. Hm? Adakah yang salah pada mata orang itu? Terluka? Kelilipan kena air hujan? Masa sakitnya separah itu. Barulah saat Rier menyadari perbedaan warna mata, ia mengerti. Orang itu mempunyai alice, dan alicenya bekerja. Hei, jika tak punya alice, ia tak akan melewati gerbang itu bukan?

"Kau... Juga mempunyai kekuatan...?"

Jika tak punya kekuatan, mengapa ada di sini? Itulah pertanyaan terbesar. Rier pun tertawa pelan. Mungkin, orang itu tak menyadari bahwa di kota ini, semua orang spesial di mata dunia... Mempunyai kelebihan apa yang lain tak miliki. Kelebihan itupun bermacam-macam. Ya, untukmu, selamat datang ke kota orang aneh bernama Realta Fantasia.

"Semua yang di sini, adalah orang-orang yang mempunyai hal spesial,"

Lagi-lagi dengan suara jernihnya.

"Lepaskan anak harimau itu,"

Ia tak akan membunuh, hanya akan membuat harimau itu kesal karena tak dapat mencabik dirinya...
Back to top Go down
Verdante Skeltra

Verdante Skeltra


Posts : 46
Age : 32

Public Card
Status Kependudukan: Penduduk
Alice:
Sifat:

[Finished][Limited] Welcoming Empty
PostSubject: Re: [Finished][Limited] Welcoming   [Finished][Limited] Welcoming EmptySat Sep 04, 2010 9:42 pm

"...Hh..." Sepertinya rasa sakit di matanya mulai menghilang seiring berjalannya waktu. Tetapi, tentu saja itu hanya salah satu dari dua konsekuensi kekuatannya. Ia bisa merasakan tubuhnya semakin lemah dan tidak bisa menahan Sparo lebih lama lagi. Bahkan untuk berdiripun ia merasa sangat lemas.

Quote :
"Semua yang di sini, adalah orang-orang yang mempunyai hal spesial,"

Ah iya, surat itu mengatakan kalau kota ini khusus untuk orang-orang yang mempunyai takdir yang sama dengannya. Dan tentu saja anak ini juga, dan sepertinya lebih buruk darinya. Atau, tidak...

Quote :
"Lepaskan anak harimau itu,"

"Yah... Walaupun, sebenarnya apapun yang dilakukan Sparo tidak akan ada gunanya kan...? Tubuhmu itu, tidak bisa disentuh saat ini..." Ia hanya tersenyum dan melihat anak itu. Tatapan itu, sama sepertinya ketika dulu. Dia sudah biasa mendapatkan luka. Mungkin sama sepertinya, yang akan lemas selama beberapa menit dia harus melukai tangannya.

Tetapi, sebagai manusia biasa yang walaupun mempunyai kekuatan yang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang lain, luka tetap bisa dirasakan sakit bukan? Suaranya juga berubah ketika tangannya terluka.

"Sorot matamu itu... Kau sudah banyak mengalami masa sulit diusiamu yang seperti ini...?" Ia mencoba untuk berdiri walaupun ia seakan menggunakan seluruh tenaganya untuk berdiri.

Sparo yang menyerang orang itu tetapi tidak bisa terlihat sedikit kesal dan menyalak lagi didepan anak itu. Laki-laki itu hanya menghela nafas dan melihat anak harimau itu.

"Sudahlah Sparo..." Perintahnya tanpa bergerak dari posisinya. "Ia tidak akan bisa disentuh sekarang ini. Percuma saja kau menyerangnya..." Seakan mengerti apa yang dikatakan majikannya, anak harimau itu berhenti menyerangnya dan berjalan mengintari kaki laki-laki itu.
Back to top Go down
Riere Wisseren

Riere Wisseren


Posts : 326
Age : 26

Public Card
Status Kependudukan: Pelajar SMP
Alice:
Sifat:

[Finished][Limited] Welcoming Empty
PostSubject: Re: [Finished][Limited] Welcoming   [Finished][Limited] Welcoming EmptySat Sep 04, 2010 11:37 pm

"Yah... Walaupun, sebenarnya apapun yang dilakukan Sparo tidak akan ada gunanya kan...? Tubuhmu itu, tidak bisa disentuh saat ini..."

Rier tersenyum dengan senang. Menarik. Orang ini menebak alicenya dengan cepat. Apakah itu akibat alicenya? Kemungkinan besar begitu. Mengingat bagaimana orang itu jatuh sambil memegangi mata yang warnanya berubah menjadi merah darah.

Dibalasnya tatapan mata orang itu dengan sebuah tatapan yang menandakan ketertarikan, sekaligus sedikit arogansi di sana. Seperti ingin menunjukkan bahwa ia bisa membunuh orang itu.

"Sorot matamu itu... Kau sudah banyak mengalami masa sulit diusiamu yang seperti ini...?"

Benar. Hal itu adalah fakta, dan orang itu mengetahuinya. Nampaknya memang ada yang lain dari orang di depanya itu. Ia mengalami masa sulit, dengan membunuh mahkluk sesamanya. Hmm, bagaimanakah orang itu bisa tahu?

Sebuah seringai di pasang.

"Hmm, menarik. Benar, benar, bagaimana kau bisa tahu?"

Sebuah salakan harimau membuat alisnya terangkat karena amusement. He, tak menyerah yah? Sangat mirip ternyata.

"Sudahlah Sparo..."

"Ia tidak akan bisa disentuh sekarang ini. Percuma saja kau menyerangnya..."


"Sekali lagi, benar, kau menarik,"

Rier pun tertawa dan bermain-main dengan harimau kecil yang kini mengitari kakinya. Diangkatnya satu kaki, dan dengan main-main ia menginjak tubuh harimau itu. Mengingat alicenya yang masih bekerja, tentu saja kakinya menembus badan anak harimau itu dengan mudah.
Back to top Go down
Verdante Skeltra

Verdante Skeltra


Posts : 46
Age : 32

Public Card
Status Kependudukan: Penduduk
Alice:
Sifat:

[Finished][Limited] Welcoming Empty
PostSubject: Re: [Finished][Limited] Welcoming   [Finished][Limited] Welcoming EmptySun Sep 05, 2010 12:12 am

Tidak perlu kekuatan alice yang bisa melihat masa lalu, ataupun masa depan untuk melihat tatapan matanya yang menunjukkan semua masalah yang ia hadapi sampai sekarang. Apalagi untuk seorang Verdante Skeltra yang mempunyai tatapan mata sepertinya dulu, ketika ia harus menerima kenyataan kalau ia harus kehilangan semua keluarganya secara bersamaan, kehilangan teman-temannya, dan juga diusir dari rumahnya sendiri karena dirinya yang dianggap berbeda dari yang lainnya.

Ia merasa senasib dengan anak yang ada didepannya. Mungkin semua orang disini juga mengalami hal yang hampir sama dengannya, lebih baik, atau lebih buruk. Tetapi, ada satu hal yang membuatnya sedikit risih atau bisa dibilang kesal melihat anak itu. Tatapan arogannya itu, hampir mirip dengan paman dan juga orang-orang disekitarnya yang seakan ingin membunuhnya.

[quote]"Hmm, menarik. Benar, benar, bagaimana kau bisa tahu?"[/qoute]

Yah, tidak mungkin bukan anak sekecil dia bisa melukaiku. Mungkin, karena cuaca yang membuatnya menjadi bad moodlah yang membuatnya berfikir negatif seperti ini. Dia hanya tersenyum ketika anak itu menanyakan bagaimana ia bisa tahu tentang hal itu.

"Mungkin, karena aku juga mengalaminya dulu..." Jawabnya sambil tertawa kecil. Kalau saja ia tidak mempunyai Sparo disampingnya mungkin sekarang ini ia akan menjadi orang yang dingin seperti dulu.

Quote :
"Sekali lagi, benar, kau menarik,"

Ketika ia mengatakan tentang tebakan mengenai kekuatan alice anak itu, lagi-lagi tawa kecil ia tunjukkan. "Tidak juga, bukankah dikota ini pasti ada orang yang mempunyai kekutan yang sama denganku atau lebih tinggi?"

Verd hanya bisa terdiam ketika melihat Sparo dengan tenangnya bermain-main dikaki anak itu. Yah, karena ia tidak menyadari apa yang akan dilakukan anak itu setelah itu. Yah, dia menginjaknya tepat ditubuh.

Nyraaaaaa!

Sparo langsung berlari menuju kearah Verd dan langsung memanjat tubuh Verd yang sebenarnya sudah lemas itu. Verd hanya bisa diam melihat Sparo yang sudah menguasai tubuhnya.

"Sudah aku katakan jangan bermain-main Sparo..." Verd hanya menghela nafas panjang saja dan melihat anak itu.

"Kau ini, mirip sekali keisengannya dengan seseorang yang aku kenal..." Verd tertawa sambil membayangkan kakaknya yang selalu ingin membuat Sparo kesal

"Namaku adalah Verdante Skeltra, cukup panggil aku Verd..."
Back to top Go down
Riere Wisseren

Riere Wisseren


Posts : 326
Age : 26

Public Card
Status Kependudukan: Pelajar SMP
Alice:
Sifat:

[Finished][Limited] Welcoming Empty
PostSubject: Re: [Finished][Limited] Welcoming   [Finished][Limited] Welcoming EmptySun Sep 05, 2010 12:29 am

Kesal?

Mata di depannya menunjukan seperti itu. Alasannya cukup jelas rasanya. Satu-satunya kesalahn yang ia lakukan, menatap orang dengan arogan. Toh sudah jelas, bahwa kesombongan akan membuatmu jatuh.

"Mungkin, karena aku juga mengalaminya dulu..."

Empati, bukan simpati... AKHIRNYA!

Orang ini mengalami hal yang sama dengannya. Apakah ia juga membunuh? Diusir dari rumah? Di buang oleh orangtuanya sendiri? Dibenci orang se-desa? Jika orang itu berani berkata seperti itu, maka pasti ada beberapa kemiripan. Berarti, ia tak bisa bertingkah laku kasar di depan orang ini. Bukankah tak enak jika ada orang yang bisa berempati padamu, namun kau perlakukan buruk?

Sekali setelah beberapa bulan, muka Rier menjadi... normal. Wajahnya yang dingin, arogan, licik, dan membuat orang lain kesal itu, lenyap tak berbekas. Ia menurunkan penjagaannya.

"He? Apa yang kau alami memang? Garis besar saja, aku tak mau panjang-panjang,"

Cerita memang menarik, jika panjang? Membosankan.

"Tidak juga, bukankah dikota ini pasti ada orang yang mempunyai kekutan yang sama denganku atau lebih tinggi?"

Lebih tinggi ya? Ia memang pernah mendengar bahwa ada yang bisa melakukan life reading. Namun, ia tak pernah bertemu dengan wanita tersebut. Maka jawaban dalam kamusnya? Tidak.

"Well, aku tak pernah bertemu yang mirip. Meski pernah mendengar. Jadi untukku, kau memang menarik,"

Saat kakinya tepat menginjak, sang anak harimau menyelak lagi padanya. Membuatnya tertawa kecil. Sudah lama ia tak bermain-main seperti itu. Jika di ingat, dulu ia pernah melakukan itu pada kucing milik sahabatnya di desa.

"Kau ini, mirip sekali keisengannya dengan seseorang yang aku kenal..."

Kedua kalinya hal seperti itu terjadi. Ia mirip dengan seseorang. Dulu seorang adik, kini siapa?

"Benar? Apakah orangnya sepertiku?"

Kalimatnya disertai sebuah tawa jernih. Bukan mentertawakan, tapi mengetes.

"Namaku adalah Verdante Skeltra, cukup panggil aku Verd..."

Di ulurkan tangan kanan, dan di non aktifkannya alice di bagian itu. Berniat salaman.

"Rier, Riere Wisseren,"
Back to top Go down
Verdante Skeltra

Verdante Skeltra


Posts : 46
Age : 32

Public Card
Status Kependudukan: Penduduk
Alice:
Sifat:

[Finished][Limited] Welcoming Empty
PostSubject: Re: [Finished][Limited] Welcoming   [Finished][Limited] Welcoming EmptySun Sep 05, 2010 4:54 am

Ia dapat melihat garis wajah anak itu kembali seperti biasa. Ia hanya tersenyum dan menghela nafas lega. Yah, untuk anak seusianya takdir mungkin terlalu kejam karena ia harus berada disini, ditempat yang dipenuhi oleh orang-orang yang tidak biasa. Tetapi bukan berarti tempat ini tidak menyenangkan bukan? Bahkan mungkin tempat ini lebih menyenangkan daripada dunia luar.

Quote :
"He? Apa yang kau alami memang? Garis besar saja, aku tak mau panjang-panjang,"

Ia hanya mendengus kecil, bukannya ia bermaksud mengejek tetapi iapun juga tidak ingin membicarakan masa lalunya dengan orang lain. Bukannya tidak percaya, tetapi ia sudah terbiasa untuk waspada pada orang yang baru ia kenal. Jangan salahkan dirinya, itu suah menjadi sifat alaminya untuk melindungi diri dari semua orang yang bermaksud untuk membunuhnya dulu di Italia.

"Yah, tidak ada yang perlu diceritakan panjang lebar... Hanya saja aku diusir dari rumahku sendiri, dan hanya Sparolah yang menjadi temanku sampai sekarang..." Ia hanya tersenyum pahit sambil mengelus anak harimau yang ada ditangannya sekarang. Ia tidak ingin menceritakan tentang kematian semua keluarganya yang menjadi tanda alicenya pertama kali muncul. Itu terlalu dalam dan menyedihkan untuk diceritakan.

Quote :
"Benar? Apakah orangnya sepertiku?"

Mirip dengannya ya...

Mungkin bisa dibilang seperti itu. Tetapi, tentu saja kakaknya tidak bisa mengubah-ubah raut wajahnya menjadi dingin atau suka melukai tangan sendiri. Mungkin, yang mirip dengannya adalah sifat usilnya, dan mungkin caranya tersenyum dan tertawa.

"Yah, kalau dikurangi dengan raut wajah dinginmu, dan juga sifat yang tiba-tiba melukai tangan atau tubuhmu jawabanku ya. Walaupun usiamu jauh dibawahnya..." Senyumannya sekarang terlihat sedikit dipaksakan. Tentu saja, ia lagi-lagi teringat akan kakaknya yang 7 tahun lalu meninggal bersama dengan kedua orang tuanya.

Quote :
"Rier, Riere Wisseren,"

Ia bisa melihat warna tangan kanan anak itu menjadi normal. Apakah kekuatannya sudah ia non aktifkan? Atau mungkin kekuatannya mempunyai batas waktu seperti yang ia miliki? Seperti sekarang, ia tidak tahu apa yang terjadi setelah 10 menit berlalu. Yah, tidak sopan kalau tidak membalas jabatan seseorang bukan? Jadi, ia mengulurkan tangannya dan menjabat tangan anak itu.

"Yah, salam kenal Rier-kun..." Orang pertama yang bisa dibilang teman? Kalau ia tidak keberatan menjadi temannya. Usia tidak akan menjadi masalah bukan? Dia juga belum terlalu tua, baru berusia 18 tahun dan akan bertambah menjadi 19 tahun tanggal 20 nanti.

"Hm?" Verd mencoba untuk memegang bagian tubuh Rier yang lainnya tetapi tidak bisa. Bagian yang lain masih tembus pandang dan tidak bisa dipegang. "Kau bisa mengendalikan kekuatanmu dan menonaktifkan sebagian?" Tentu saja ia bertanya seperti itu karena ia sendiri tidak bisa mengendalikan kekuatannya.
Back to top Go down
Riere Wisseren

Riere Wisseren


Posts : 326
Age : 26

Public Card
Status Kependudukan: Pelajar SMP
Alice:
Sifat:

[Finished][Limited] Welcoming Empty
PostSubject: Re: [Finished][Limited] Welcoming   [Finished][Limited] Welcoming EmptySun Sep 05, 2010 2:16 pm

"Yah, tidak ada yang perlu diceritakan panjang lebar... Hanya saja aku diusir dari rumahku sendiri, dan hanya Sparolah yang menjadi temanku sampai sekarang..."

Dengusan dan senyum pahit, orang di depannya tak mau bercerita. Jika bisa, maka Rier akan menjedukkan kepalanya ke pohon. Paling tidak ia mendapatkan secuplik ceritanya, namun ia yakin bahwa segalanya tak se simpel itu. Cerita panjang yang membuat orang tak enak, masa cuma seperti itu? Namun sang bocah tak bertanya lebih lanjut.


"Yah, kalau dikurangi dengan raut wajah dinginmu, dan juga sifat yang tiba-tiba melukai tangan atau tubuhmu jawabanku ya. Walaupun usiamu jauh dibawahnya..."


Kakaknya lebih baik daripada dirinya. Sekarang sang boca agak merasa bersalah karena mengingatkan lelaki yang baru ia kenal akan masa lalu tak enak.

Saat uluran tangannya disambut, di situlah Rier merasa tenang. Kehangatan adalah hal yang jarang ia rasakan hari-hari ini.

"Yah, salam kenal Rier-kun..."


Kepala hanya dianggungkan tanda 'sama-sama'.

Tiba-tiba saja tangan sang lelaki menggapai bagian tubuhnya yang lain. Secara reflek, ia mengatifkan alicenya di sekujur tubuh. Tangannya yang dibuat menjabat, kini tak lagi bisa dipegang. Insting orang yang diserang ya seperti itu kira-kira.

"Kau bisa mengendalikan kekuatanmu dan menonaktifkan sebagian?"

Barulah setelah itu Rier mengerti bahwa orang itu hanya mengetes.

"Ya, kekuatan ini hanya menembus benda. Mudah di kontrol,"

"Namun, jika digunakan dengan salah, maka nyawa akan melayang,"

Sebuah senyum dilontarkan.

"Sama seperti dulu,"
Back to top Go down
Verdante Skeltra

Verdante Skeltra


Posts : 46
Age : 32

Public Card
Status Kependudukan: Penduduk
Alice:
Sifat:

[Finished][Limited] Welcoming Empty
PostSubject: Re: [Finished][Limited] Welcoming   [Finished][Limited] Welcoming EmptySun Sep 05, 2010 2:52 pm

Terlihat anak laki-laki itu terdiam. Verd menatapnya dengan tatapan bingung. Apakah ia salah berbicara, lalu mengungkit-ungkit masa lalu anak itu? Ia tahu kalau mengungkit masa lalu yang buruk itu benar-benar tidak enak dan menyakitkan. Tetapi ia melihat anggukan kepala anak itu yang mengisyaratkan kata 'sama-sama' ketika ia membalas jabatan tangan anak itu.

Dan reaksi yang ditimbulkan pada saat ia akan memegang tubuh anak itu benar-benar membuatnya 'sedikit' terkejut. Ya, sedikit karena ia tahu itu adalah instingnya sebagai anak yang tidak diterima dan selalu dimusuhi oleh semua orang. Insting untuk bertahan hidup, sama seperti yang ia miliki dulu. Tetapi untungnya ia bisa mengerti kalau Verd tidak akan melukainya.

Quote :
"Ya, kekuatan ini hanya menembus benda. Mudah di kontrol,"

Apakah meramal itu sesuatu yang susah? Apalagi hanya meramalkan kejadian 10 menit setelah itu. Yah, agak susah dengan adanya kompensasi dan juga aturan untuk tidak mengubah masa depan yang ia lihat. Tetapi, kalau bisa ia ingin mengendalikan kekuatan ini agar tidak membuat tubuhnya lemah terus menerus.

Quote :
"Namun, jika digunakan dengan salah, maka nyawa akan melayang,"

"Sama seperti dulu,"

Ia bisa melihat senyuman yang dipaksakan anak itu. Ia seakan mempunyai kenangan buruk dengan kekuatan itu. Hei, tentu saja karena kekuatan itu sudah membuat Verd dan anak itu sepertinya bernasib sama.

"Dulu?"

Dengan cepat Verd menutup mulutnya dengan sebelah tangan. Ia harus belajar untuk memberikan hak privasi pada seseorang untuk tidak menceritakan masa lalu yang buruk pada orang lain. "A-ah, lupakan apa yang aku katakan tadi..." Verd hanya menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal dan tertawa kecil. "Kau tidak perlu menceritakannya..."
Back to top Go down
Riere Wisseren

Riere Wisseren


Posts : 326
Age : 26

Public Card
Status Kependudukan: Pelajar SMP
Alice:
Sifat:

[Finished][Limited] Welcoming Empty
PostSubject: Re: [Finished][Limited] Welcoming   [Finished][Limited] Welcoming EmptySun Sep 05, 2010 3:50 pm

"Dulu?"

"A-ah, lupakan apa yang aku katakan tadi..."

"Kau tidak perlu menceritakannya..."


Sang bocah hanya tertawa ringan. Tak masalah, terkadang butuh sebuah pelampiasan untuk masa lalu. Yah biasanya cara terbaik adalah mengamuk, namun terkadang setiap manusia butuh untuk bercerita. Orang di depannya memang mengerti bahwa bertanya akan masa lalu terkadang adalah hal yang buruk, mengingat perkataan orang itu. Namun bagi sang bocah, hal itu adalah biasa. Masa lalu itu harus diterima.

"Tak apa, masa lalu itu harus diterima,"

Ia pun duduk bersila di tanah. Alice belum di non aktifkan.

Tiba-tiba saja bagian dadanya di non aktifkan, dan tangannya yang masih tembus di taruh langsung di bagai jantungnya sendiri. Ia tersenyum.

"Saat tangan ini ku non aktifkan, anda pasti tahu yang terjadi. Jantung ini akan hancur begitu saja,"

Sekujur tubuhnya kini dibuat aktif lagi, dan ia mencabut tangan dari dadanya sendiri.

"Kulakukan hal itu pada setiap orang yang mau membunuhku,"

"Well, paling tidak itulah dosa terbesar di masa lalu,"

"Melumuri tangan ini dengan merahnya darah,".

Matanya ditutup dan sebuah senyum sedih terbentuk.
Back to top Go down
Verdante Skeltra

Verdante Skeltra


Posts : 46
Age : 32

Public Card
Status Kependudukan: Penduduk
Alice:
Sifat:

[Finished][Limited] Welcoming Empty
PostSubject: Re: [Finished][Limited] Welcoming   [Finished][Limited] Welcoming EmptySun Sep 05, 2010 4:44 pm

Saat ini yang bisa ia lihat dan ia tangkap dari anak ini hanya satu. Masa depannya jauh, tekankan kata jauh itu. Jauh lebih buruk daripada yang ia alami. Mungkin, kematian ayah, ibu, dan kakaknya, semua yang ia alami selama beberapa tahun itu tidak berarti jika dibandingkan dengan semua kejadian yang dialami anak itu.

Ketika itu, Verd melihat anak itu menonaktifkan bagian dadanya, sedangkan tangannya itu masih tembus pandang. Ia belum mengerti apa maksud dari semua yang anak itu lakukan. Tetapi, kemudian ia mengerti ketika anak itu menaruh tangannya didada dalam keadaan tembus itu. Ia tahu, apa yang menjadi mimpi buruk dan juga takdir mengerikan dari anak itu.

Quote :
"Saat tangan ini ku non aktifkan, anda pasti tahu yang terjadi. Jantung ini akan hancur begitu saja,"

Ia tidak ingin berprasangka buruk pada Rier sekarang ini. Tidak baik jika menuduh dan berfikiran negatif hanya karena ia menunjukkan sesuatu yang bahkan tidak pernah Verd terpikir akan mendengarnya dari anak sekecil Rier.

Quote :
"Kulakukan hal itu pada setiap orang yang mau membunuhku,"

Ia benar-benar tidak bisa berbicara apapun ketika itu. Ia hanya bisa mencerna apapun yang Rier katakan dari awal hingga akhir. Anak itu, membunuh semua orang yang berusaha untuk membunuhnya. Vier hanya bisa terdiam dan menundukkan kepalanya.

Quote :
"Well, paling tidak itulah dosa terbesar di masa lalu,"

"Melumuri tangan ini dengan merahnya darah,"

...

"Tidak..."

Verd masih menundukkan kepalanya dan diam sejenak. Ia tidak menatap Rier untuk beberapa saat. Tetapi, dengan cepat dia menatapnya dan tersenyum sedih.

"Kau tidak melakukan dosa apapun... Kupikir, karena semua itu adalah bentuk perlawananmu dan juga caramu untuk mempertahankan dirimu sendiri..."
Back to top Go down
Riere Wisseren

Riere Wisseren


Posts : 326
Age : 26

Public Card
Status Kependudukan: Pelajar SMP
Alice:
Sifat:

[Finished][Limited] Welcoming Empty
PostSubject: Re: [Finished][Limited] Welcoming   [Finished][Limited] Welcoming EmptySun Sep 05, 2010 5:24 pm

Reaksi yang hampir setiap orang lakukan jika mendengar masa lalunya. Tidak akan berbicara dan tak akan berani melihatnya sebentar. Rupanya bahkan yang ber empati pun akan memberikan reaksi yang sama. Pertanyaannya, akankah orang itu juga menjauhi nya? Siapa sebenarnya yang ingin berteman dengan seorang monster? Tak ada jaminan bahwa ia akan duduk diam dan tak membunuh lelaki di depannya. Berkali-kali ia lumuri tangan dengan darah, lalu berubah menjadi pencabut nyawa. Bahkan otaknya pun sudah berhenti menghitung. Apa bedanya jika ia lakukan lagi? Toh sudah terlanjur dari dulu.

Ialah monster, pembunuh manusia. Mencabut nyawa dengan mudahnya. Setiap orang pun berkata bahwa yang bisa membayar nyawa adalah nyawa. Masalahnya, bukan hanya satu nyawa yang ia cabut, tapi beberapa. Sedangkan ia hanya seorang bocah. Mungkin ia harus membayar nyawa-nyawa itu dengan masuk ke neraka dan selamanya di lahapi api? Ya, ia memang pantas untuk ma-...

"Tidak"

Mata Golden menatap orang yang masih menunduk. Tidak?


"Kau tidak melakukan dosa apapun... Kupikir, karena semua itu adalah bentuk perlawananmu dan juga caramu untuk mempertahankan dirimu sendiri..."

Golden berlawan green. Keheranan tertampak di sana. Bentuk perlawanan dan insting bertahan hidup. Hal itu mungkin bukan kata yang tepat. Jika memang ia punya insting bertahan hidup, seharusnya ia keluar dari desa itu. Namun, ada suatu pengikat, di mana ia tak bisa kabur.

"Ya, pada satu aspek memang benar,"

"Pada lainnya, mencabut nyawa itu memang dosa, apapun alasannya,"

Tersenyum pelan, sang bocah berdiri. Menonaktifkan alice pada kedua tangannya, ia mengambil bajunya yang basah kuyup itu. Di belakanginya Verda, dan ia pun menonaktifkan alice di sekujur badan, lalu memakai bajunya.

"Kau mau ke mana?"

Ia merubah topik, tapi bukan berarti menghindari jawaban yang diberikan sang lelaki nantinya.
Back to top Go down
Verdante Skeltra

Verdante Skeltra


Posts : 46
Age : 32

Public Card
Status Kependudukan: Penduduk
Alice:
Sifat:

[Finished][Limited] Welcoming Empty
PostSubject: Re: [Finished][Limited] Welcoming   [Finished][Limited] Welcoming EmptySun Sep 05, 2010 5:48 pm

Ia mengerti, beberapa kali Verd harus melukai orang untuk bisa bertahan hidup. Berulang kali juga ia melihat beberapa kematian didekatnya dengan menggunakan kekuatan yang ia miliki, dan ia hanya bisa melihat tanpa bisa melakukan apapun. Ia tidak mungkin mengubah takdir seseorang. Walaupun seberapapun inginnya ia ketika melihat teman-temannya, dan menemukan bahwa mereka tidak akan bisa bertahan hidup lebih dari 10 menit lagi. Dan ia hanya bisa bersikap biasa saja.

Ia tahu, menghadapi yang namanya kematian orang lain walaupun kita tidak tahu siapa orang itu sangat menyedihkan. Bahkan jika orang-orang itu mencoba untuk membunuh mereka sekalipun. Dan pada kasus Rier, pasti ia merasakan kesedihan yang berlipat dimana ia harus membunuh mereka dengan tangannya sendiri.

‪
Quote :
"Ya, pada satu aspek memang benar,"

"Pada lainnya, mencabut nyawa itu memang dosa, apapun alasannya,"

"Kalau begitu, orang-orang yang berusaha untuk mencabut nyawamupun lebih berdosa bukan?" Verd berdiri dan mengangkat Sparo yang sejak tadi tertidur disebelahnya. Hujan sudah berhenti walaupun sekarang ini tubuhnya sudah basah kuyup. "Kau tidak mempunyai niat untuk membunuh seseorang. Kalau kau punya, kau pasti sudah membunuhku sejak tadi." Ia tidak melanjutkan pembicaraan karena ini sudah mulai terlalu berat untuk anak seusia Rier.

Quote :
"Kau mau ke mana?"

"Mungkin..." Verd berfikir sejenak sambil melihat kearah langit. "Aku mencari penginapan atau mungkin pekerjaan dulu..." Verd hanya tertawa kecil.

"Kau sendiri?"
Back to top Go down
Riere Wisseren

Riere Wisseren


Posts : 326
Age : 26

Public Card
Status Kependudukan: Pelajar SMP
Alice:
Sifat:

[Finished][Limited] Welcoming Empty
PostSubject: Re: [Finished][Limited] Welcoming   [Finished][Limited] Welcoming EmptySun Sep 05, 2010 6:04 pm

"Kalau begitu, orang-orang yang berusaha untuk mencabut nyawamupun lebih berdosa bukan?"

Digelengkannya kepala. Bebaslah orang berpikir dan berkemauan, pada akhirnya yang menentukan dosa adalah kelakuan. Ia bisa pergi, lari dari kenyataan, menjauhi segala sesuatu. Kekuatannya bisa dibuat untuk kabur, bukan membunuh. Ia punya pilihan, tapi tak lah ia ambil. Rasa benci yang terbakar di dalam dirinyalah yang membuatnya seperti ini. Bukan orang lain, apalagi kemauan dan pemikiran insan lain.

"Aku punya pilihan, dan tak kuambil,"

"Bebaslah manusia berpikir, tapi pada akhirnya kelakuan yang menentukan,"

Rambutnya yang basah kuyup berusaha ia peras. Dalam rangka ingin menegeringkan. Namun gagal, air masih terus menerus jatuh. Akhirnyapun ia menyerah.

"Kau tidak mempunyai niat untuk membunuh seseorang. Kalau kau punya, kau pasti sudah membunuhku sejak tadi."

Perkataan itu keluar dari seorang pembaca masa depan bukan? Berarti memang benar. Namun, apakah seorang pembaca juga dapat melihat hati? Niat dan kelakuan itu berbeda, tapi mempunyai hubungan. Ia bisa saja berniat membunuh, dan tak ada jaminan ia tak akan melakukan. Pada sisi lain, bisa saja ia menahan keinginan itu.

"Pembaca masa depanpun, tak akan pernah tau,"

Diakhirnya pembicaraan begitu saja. Ia tahu bahwa kini orang itu tak akan mau melanjutkan. Entah atas alasan apa.

"Aku mencari penginapan atau mungkin pekerjaan dulu..."

Penginapan? Ia hanya tahu apartemen. Pekerjaan? Ia bukanlah pejabat negara. Namun, ia tahu letak kantor walikota. Percayalah, jika ada orang yang berani menganggu walikota malam-malam, maka orang itu adalah dia. Bukan kenapa-kenapa, tapi ia adalah salah satu mahkluk yang hidup di Realta Fantasia tanpa tahu sopan santun, apalagi peraturan.

"Baik, itu bisa diatur, ke rumah walikota?"

Ada tamu kan? Maka ia ada alasan berkunjung.

"Kau sendiri?"

Rier pun mulai berjalan, mengisyaratkan lelaki yang lebih tua untuk ikut.

"Kaki ku membawaku ke tempat ini,"
Back to top Go down
Verdante Skeltra

Verdante Skeltra


Posts : 46
Age : 32

Public Card
Status Kependudukan: Penduduk
Alice:
Sifat:

[Finished][Limited] Welcoming Empty
PostSubject: Re: [Finished][Limited] Welcoming   [Finished][Limited] Welcoming EmptySun Sep 05, 2010 7:11 pm

Sepertinya Rier tidak mau membicarakan masalah masa lalunya lagi sekarang. Verd memutuskan untuk tidak menanyakan lebih lanjut walaupun masih banyak pertanyaan yang mengganjal difikirannya. Ia harus bisa menahan rasa penasarannya atau ia akan menahan anak ini untuk pergi dan mencekokinya dengan puluhan pertanyaan. Lagipula, ia tidak punya hak untuk mengetahui semua masa lalu anak itu sedangkan ia sendiri tidak mau menceritakan masa lalunya pada Rier bukan?

Quote :
"Pembaca masa depanpun, tak akan pernah tau,"

Verd tersenyum, ia tahu sehebat apapun pembaca masa depan sepertinya, dia tidak akan bisa membaca isi hati orang itu. Setiap manusia memiliki insting liarnya, dan mungkin saja anak ini menunjukkannya saat itu juga dan membunuhnya dengan cara yang ia tunjukkan tadi. Tetapi entah kenapa, Verd merasa kalau Rier tidak akan melakukannya. Tidak sekarang, dan tidak akan mencelakakan dia.

"Ya, tetapi entah kenapa aku merasa kau tidak akan melakukannya padaku. Mungkin bisa dibilang sebagai sebuah insting..." Verd hanya tertawa lebar dan berjalan mengikutinya. Ia mengambil sesuatu dari kantung celananya. Sebuah rokok, lengkap dengan pematiknya. Verd mengakuinya, ia adalah perokok berat dan ia tidak bisa menghentikan kebiasaan merokoknya itu.

Ia menyalakan pematik itu dan membakar batangan rokok yang ada dimulutnya sekarang seraya menghisapnya dengan sangat dalam dan menghembuskannya keudara sekitarnya. Terlihat Sparo sedikit terganggu dengan asap yang ditimbulkannya.

Quote :
"Baik, itu bisa diatur, ke rumah walikota?"

Walikota? Ia melihat jam yang ada ditangannya dan waktu menunjukkan pukul 9 malam. Apa tidak apa-apa kalau mengunjungi rumah orang sepenting itu malam-malam seperti ini? Dalam etiket sopan santun ini bukanlah perbuatan yang baik, tetapi daripada ia tidak mempunyai tujuan dikota ini, lebih baik mengesampingkan itu semua dan menjadi pengganggu dari sang pemimpin kota bukan?

"Baiklah, aku tepat dibelakangmu..."
Back to top Go down
Riere Wisseren

Riere Wisseren


Posts : 326
Age : 26

Public Card
Status Kependudukan: Pelajar SMP
Alice:
Sifat:

[Finished][Limited] Welcoming Empty
PostSubject: Re: [Finished][Limited] Welcoming   [Finished][Limited] Welcoming EmptyMon Sep 06, 2010 1:48 am

Jujur saja, ia tak begitu suka jika cerita harus dipotong tengah-tengah. Serasa mengganjal sebenarnya. Ah biarlah, perjalanan masih panjang. Bisa saja ia memancing satu dua untuk membuka pembicaraan. jarang-jarang ia menemui orang yang dapat ber empati dan tak kabur maupun takut padanya. Sekali-kali hal itu bisa jadi perubahan yang baik.

"Ya, tetapi entah kenapa aku merasa kau tidak akan melakukannya padaku. Mungkin bisa dibilang sebagai sebuah insting..."

Rier tersenyum sekilas. Insting manusia itu tajam, kadang lebih tajam dari binatang yang diburu terkadang. Insting orang itu benar, ia sedang tak niat melakukan hal-hal nekat. Namun, hal itu dapat berubah sewaktu-waktu...

"Kau benar, tapi bisa berubah..."

Di dengarnya suara pemantik, dan ia pun dengan segera mencium bau asap di sana. Ugh, rokok. Bukan hal yang baik. Ia benci asap rokok, membuatnya terbatuk. Namun karena tak ingin merusak suasana, Rier melukai tangannya lagi dan mengaktifkan alicenya. Kali ini untuk bagian muka saja. Demi tak menghirup asap rokok. Dalam alicenya ia tak perlu bernafas, karena angin menembus dirinya.


"Baiklah, aku tepat dibelakangmu..."

Untung saja orang itu mau mengikutinya. Well, pastinya begitu sih. Siapa juga yang mau ditinggal di tempat tak dikenal?

Memperpelan jalan demi menyamakan langkah dengan si lelaki juga harimaunya. Asal cablak demi membuka pembicaraan.

"Ada yang ingin kau tanyakan bukan?"

Semoga saja asal cablaknya beruntung...
Back to top Go down
Verdante Skeltra

Verdante Skeltra


Posts : 46
Age : 32

Public Card
Status Kependudukan: Penduduk
Alice:
Sifat:

[Finished][Limited] Welcoming Empty
PostSubject: Re: [Finished][Limited] Welcoming   [Finished][Limited] Welcoming EmptyMon Sep 06, 2010 2:57 am

Perjalanannya sepertinya masih panjang. Tetapi, Verd berusaha menahan diri untuk tidak menanyakan lagi hal-hal mengenai Rier. Ia memilih untuk diam dan melihat kearah kota yang sepi itu. Waktu sudah menunjukkan larut malam, sewajarnya kota kecil ini langsung sepi karena itu. Verd hanya menghembuskan asap rokoknya dan menghisapnya kembali.

Quote :
"Kau benar... Tetapi mungkin bisa berubah..."

Verd bisa melihat senyuman yang dipancarkan Rier. Memang benar, manusia itu suka sekali mengubah fikirannya walaupun sudah hampir mencapai tujuannya dan tidak memikirkan akibat yang terjadi jika ia melakukan itu. Tetapi, kalaupun ia bertingkah sedikit aneh Verd masih bisa mengeluarkan kekuatannya agar ia bisa melihat apakah Rier akan menyerangnya atau tidak.

"Tenang saja, kalau kau memang berubah fikiran aku akan mengetahuinya..." Verd hanya tersenyum dan setelah itu ia hanya menatap lurus kearah langit tanpa takut akan terbentur atau tersandung apapun yang ada didepannya. Menghela nafas panjang sambil menghisap rokok itu dan menghembuskannya. Bukannya ia tidak tahu kalau Rier sedikit terganggu, tetapi ia tidak bisa tenang kalau tidak ada ini.

Quote :
"Ada yang ingin kau tanyakan bukan?"

Sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan Rier seakan ia bisa membaca fikiran Verd. Atau mungkin ia memang orang yang mudah dibaca apa yang ada didalam fikirannya? Verd hanya mengangguk pelan sambil berjalan lebih cepat agar bisa menyamai langkah Rier dan berada disampingnya.

"Pertanyaan pertama, berapa umurmu sebenarnya?" Ia tahu, itu adalah pertanyaan bodoh yanh pernah ia ucapkan selama hidupnya. Tetapi kalau kalian lihat, Rier itu mempunyai tinggi yang over untuk seusianya kalau memang usianya sama seperti yang Verd fikirkan.
Back to top Go down
Riere Wisseren

Riere Wisseren


Posts : 326
Age : 26

Public Card
Status Kependudukan: Pelajar SMP
Alice:
Sifat:

[Finished][Limited] Welcoming Empty
PostSubject: Re: [Finished][Limited] Welcoming   [Finished][Limited] Welcoming EmptyMon Sep 06, 2010 3:08 am


"Tenang saja, kalau kau memang berubah fikiran aku akan mengetahuinya..."


Ah alice, berguna memang kau. Bahkan yang seperti dirinya pun ternyata mempunyai batasan. Baguslah. Paling tidak di dunia ini terdapat beberapa orang yang tidak bisa ia bunuh. Bukan karena ia tak mau, tapi memang karena ia tak bisa. Manusia, sesempurna apapun mereka, hanya atas dasar bahwa mereka manusia, maka mereka akan mempunyai batasan.

"Baguslah..."

"Manusia memang punya batasan,"

Suaranya kini benar-benar menjernih kembali. Menandakan bahwa ia memakai alicenya. Namun, ia tak lagi peduli.

Diperhatikannya bahwa kini langkah kaki mereka sama. Memori senang melanda dirinya. Sudah sekian lama ia tak punya seorang teman. Di mana mereka bisa bermain, belajar, hidup dan jalan bersama. Inikah rasanya punya teman? Maka, ia akan senang jika mempunyai teman.

"Pertanyaan pertama, berapa umurmu sebenarnya?"

Oh? Asal cablaknya benar... Beruntunglah ia.

"13 tahun,"

"Ada lagi?"
Back to top Go down
Verdante Skeltra

Verdante Skeltra


Posts : 46
Age : 32

Public Card
Status Kependudukan: Penduduk
Alice:
Sifat:

[Finished][Limited] Welcoming Empty
PostSubject: Re: [Finished][Limited] Welcoming   [Finished][Limited] Welcoming EmptyMon Sep 06, 2010 3:22 am

Quote :
"Baguslah... Manusia memang mempunyai batasannya."

Kata-katanya terdengar seakan-akan sedang mencari seseorang yang bisa mengalahkannya atau minimal menghentikannya ketika alicenya muncul. Yah, bukan hanya dia yang terkadang memiliki fikiran seperti itu. Terkadang ia juga berfikir bagaimana kalau ia melanggar pantangan kekuatan ini dan mengubah takdir yang dilihat olehnya. Apakah ia akan mengubah semua masa depan yang ada dibumi ini menjadi lebih baik atau lebih buruk.

"Kau, seakan-akan ingin ada seseorang yang bisa mengatasimu walaupun kau menggunakan kekuatan alicemu..." Verd mendengus kecil dan hanya menutup matanya.

Quote :
"13 tahun."

"Ah, 13 tahun..." Verd hanya menepuk tangannya saja dan melihat kedepan lagi. Tetapi, entah karena ia terlambat untuk berfikir atau bagaimana ia baru menyadarinya. Menyadari kalau itu berarti ia kalah tinggi dengan anak yang bahkan berada 6 tahun dibawahnya. Seorang anak SMP yang mempunyai tinggi kira-kira 5 cm diatasnya. "Yang benar usiamu baru 13 tahun?" Ia ingin memastikannya satu kali lagi berharap pendengarannya itu salah.

"Lalu, pertanyaan kedua... Sejak kapan kau bisa mengaktifkan alicemu?" Yah, kalau dilihat dari tingkah lakunya yang seakan terbiasa dengan semua kondisi yang mengancam, mungkin ia sudah lama berada dalam keadaan seperti ini.
Back to top Go down
Riere Wisseren

Riere Wisseren


Posts : 326
Age : 26

Public Card
Status Kependudukan: Pelajar SMP
Alice:
Sifat:

[Finished][Limited] Welcoming Empty
PostSubject: Re: [Finished][Limited] Welcoming   [Finished][Limited] Welcoming EmptyMon Sep 06, 2010 3:30 am

"Kau, seakan-akan ingin ada seseorang yang bisa mengatasimu walaupun kau menggunakan kekuatan alicemu..."

Tebakan jitu...

Itulah keinginan terbesarnya. Untuk mengontrol, dan jika ia tak sanggup, maka biarkanlah ia dikontrol. Dikengkang selamanya pun tak apa, ia hanya ingin hidup normal. Hidup sebagai anak normal yang punya keluarga, teman, bahkan musuh. Pergi ke sekolah, main ke rumah teman... Hal-hal itulah yang hampir tak pernah ia rasakan. Jika pun pernah, maka mungkin hanya setahun sekali.

"Bravo, kau benar,"

Kata-kata itu keluar dengan nada jernih yang datar, namun jika diperhatikan, kau dapat mendengar secuil harapan di sana.

"Ah, 13 tahun..."

Sebuah tepukan tangan terdengar.

"Yang benar usiamu baru 13 tahun?"

Rier hanya mendesah. Kuping orang itu masih bisa mendengar dengan baik semoga, dan terakhir kali di cek, Rier masih bisa berbicara dengan baik.

"Jangan biarkanku mengulang,"

"Lalu, pertanyaan kedua... Sejak kapan kau bisa mengaktifkan alicemu?"

Di pertanyaan inilah ia terdiam. Sebulan sejak ia bisa mengaktifkan alicenya, ia sudah mulai mencabut nyawa. Pertanyaannya, kapankah itu? Saat otaknya sudah berhenti menghitung korban, lama kelamaan ia juga sudah lupa sejak kapan ia memulai. Baginya sih tak penting, namun saat ditanyakan, ia merasa sangat butuh menjawab. Mulailah ia menelusuri memorinya sendiri, sebelum akhirnya ia menjawab.

"Sekitar umur 7 atau 8, aku kehilangan hitungan,"

"Lalu?"
Back to top Go down
Verdante Skeltra

Verdante Skeltra


Posts : 46
Age : 32

Public Card
Status Kependudukan: Penduduk
Alice:
Sifat:

[Finished][Limited] Welcoming Empty
PostSubject: Re: [Finished][Limited] Welcoming   [Finished][Limited] Welcoming EmptyMon Sep 06, 2010 3:54 am

Quote :
"Bravo, kau benar..."

Ia terdengar santai mengatakan hal itu. Tetapi, ia bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Rier karena itu juga yang ia rasakan ketika ia berusia 12 tahun tepat pada saat kekuatan alicenya tersadar untuk yang pertama kalinya. Ia hanya ingin menghilangkan kekuatan yang ada didalam dirinya, dan hidup normal. Sampai sekarangpun, kalau ia disuruh untuk mengucapkan satu permintaan terakhir mungkin ia akan mengatakan agar ia bisa hidup normal layaknya manusia-manusia biasa.

"Pasti selama ini kau merasa kesepian..." Verd hanya tersenyum sedih, membuang puntung rokok itu dan menginjaknya agar api dirokok itu padam sepenuhnya.

Quote :
"Jangan buat aku mengulangnya lagi."

Tentu saja ia harus mengulangnya, karena ia harus memeriksakan telinganya. Untuk usia 13 tahun, ia sangat jarang, bahkan baru pertama kalinya melihat anak umur sedemikian mempunyai tinggi 170an. Ketika ia berusia 13 tahun bahkan tingginya hanya 152cm dan itu merupakan standart normal anak berusia 13 tahun.

"Apa yang kau makan sampai bisa setinggi ini diusiamu yang ke 13...?" Verd hanya bisa sweatdrop mendengar Rier dan mencoba menaruh tangannya diatas kepala Rier untuk menyamakan tingginya dengan tinggi anak itu.

Quote :
"Kira-kira... Sekitar umur 7 atau 8 tahun. Aku kehilangan hitungan."

Ia mempunyai waktu yang sama dengan Verd. Bahkan Verd sudah 7 tahun menggunakan kekuatan alicenya itu. Tetapi, ia bisa tahu kalau usia Rier saat itu jauh lebih kecil darinya dan itu yang membuat penderitaannya bertambah berkali-kali lipat.

"Apakah ada yang memicu ketika alicemu pertama kali muncul? Seperti kau sedang marah, atau sedih..." Jujur, sampai sekarang Verd tidak tahu apa yang memicu hingga alice dalam dirinya muncul. Pada saat itu ia hanya ingin ikut bersama ayah dan ibunya. Dan ia benar-benar tidak mau kakaknya meninggalkannya untuk tinggal di Jepang.
Back to top Go down
Sponsored content





[Finished][Limited] Welcoming Empty
PostSubject: Re: [Finished][Limited] Welcoming   [Finished][Limited] Welcoming Empty

Back to top Go down
 
[Finished][Limited] Welcoming
Back to top 
Page 1 of 2Go to page : 1, 2  Next
 Similar topics
-
» [Finished][Private] Can I Sleep In Your Lap
» [OPEN LIMITED] Here I am
» List of Finished, Waiting, and Failed Role Play

Permissions in this forum:You cannot reply to topics in this forum
Realta Fantasia :: End Game :: Finished RP-
Jump to: